Amankan Pilkada , Polda Sumut Gelar Simulasi Pengamanan
Stikpress- Medan. Tempat pemungutan suara (TPS) ramai oleh kerumunan, tak lama berselang, datang beberapa orang memprotes hasil perhitungan kelompok panitia pemungutan suara (KPPS). Mereka mencoba melukai petugas KPPS, atas dasar limbungnya penghitungan. Tak lama, personil KANTIBMAS datang untuk melerai kegaduhan dengan modal mediasi. Tapi sayang, meskipun bermodal pengalaman mediasi selangit, sia-sia. Kotak suara berhasil dibawa kabur. Personil KANTIBMAS kehilangan kesabaran dan segera melakukan pengejaran. Pelaku kerusuhan pun berhasil dibekuk.
Kemudian, mobil yang mengangkut ketua Komisioner KPU dihentikan oleh kendaraan tak dikenal. Mobil yang berisikan empat orang dengan tubuh tegap dan senjata laras panjang. “Keluaar…!! keluar..!! teriakan memaksa”, agar ketua KPU keluar dari mobil. Mereka pun berhasil menculik dan menyandera ketua KPU Sumut. Membawanya ke suatu tempat dengan penjanggaan yang super ketat.
Operasi pembebasan pun dilakukan oleh personil Brimob yang turun dari Helikopter. Personil langsung mengepung lokasi penyekapan dan langsung menyergap para penculik dan meminta mereka menyerah. Para pelaku bergeming. Mereka menembak kaki ketua KPU Sumut dan meminta tebusan sebesar Rp 5 miliar.
Petugas pun menyiapkan tebusan dalam tas. Saat petugas memegang tas, terdengar tembakan. Dua penculik langsung roboh. Ternyata tembakan dilepaskan dua penembak jitu.
Setelah kedua penculik roboh, polisi merangsek masuk ke bangunan lalu melumpuhkan penculik lainnya. Ketua KPU Sumut pun diselamatkan, meski mengalami luka tembak pada bagian kaki. Dia langsung dibawa dengan ambulans ke rumah sakit. Skenario pada simulasi operasi penyelamatan itu pun berjalan sukses dan mulus pada kamis,(09/02/2018) di Lanud Suwondo Polonia.
Selain skenario simulasi penculikan ketua KPU, polisi juga menggelar simulasi penanganan unjuk rasa di kantor KPU Sumut. Mereka melakukan pengendalian masa dan penindakan untuk aksi anarki dalam sekelompok masa.
Di akhir rangkaian simulasi, Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, pihak Polda siap menghadapi insiden serupa dan insiden yang lebih dari ini.
“Yang menjadi perhatian kita adalah ancaman kerawanan ini dimulai pada kegiatan kampanye. Tim pemenangan yang akan menggelar kampanye akan jadi atensi kami. Kedua, tentu penyelenggara sendiri. Karena penyelenggara ini adalah pihak yang rentan mendapat intimidasi dan kekerasan,” tuturnya.
Sementara Gubernur Sumut T Erry Nuradi mengatakan, dana pengamanan untuk polisi pada pilkada serentak 2018 di Sumut mencapai Rp 130 miliar. Khusus untuk TNI, digelontorkan Rp 20 miliar.
Alokasi itu merupakan bagian dari total dana untuk pilkada di Sumut adalah sebesar Rp 1,2 triliun. Sebanyak Rp 855 miliar untuk KPU Sumut, Rp 273 miliar untuk Bawaslu sampai Panwaslu.
“Kalau untuk membangun jalan, itu bisa berapa kilometer. Buat sekolah juga sudah bisa berapa ratus sekolah. Karena itu benar-benarlah anggaran ini dimanfaatkan sebaik-baiknya,” harap Erry. (wwg)