MEDAN – PT Agincourt Resources (PTAR), Tambang Emas Martabe, mendukung penuh pentingnya literasi media yang saat ini memasuki era digital.
Hal ini sejalan dengan program pengembangan kapasitas awak media (media capacity building) yang di mana menjadi salah satu program perusahaan yang dikoordinir oleh Departemen Corporate Communications.
Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono, menuturkan program ini sudah berjalan sejak tahun 2013. Disebutkan, selama satu dekade berjalan sudah banyak bentuk kegiatan program media capacity building.
“Dengan tujuan meningkatkan profesionalitas dan etika jurnalistik, pemahaman terhadap industri tambang dan operasional Tambang Emas Martabe, dan tujuan terbesarnya mencerdaskan kehidupan bangsa,” tuturnya pada Seminar Literasi Media bertema “Cerdas Bermedia Sosial Langgam Pers untuk Bangsa Berkualitas”, Kamis (2/2).
Selain seminar literasi media tersebut, kegiatan dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) itu juga ditandai Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang juga menjadi salah satu bentuk media capacity building.
“Setiap tahun kami memfasilitasi penyelenggaraan UKW, bekerja sama dengan salah satu organisasi wartawan di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Kami bisa pastikan sebagian besar wartawan di Tapsel dan Tapteng merupakan hasil UKW yang kami fasilitasi. Tahun ini, kami memang berniat merambah insan pers di Medan dengan menggandeng LPDS,” katanya.
“Tidak hanya dari Kota Medan, melainkan juga dari Samosir, Nias, Siantar bahkan ada peserta wartawan dari Aceh,” ucap Katarina lagi.
Sebelum UKW berlangsung, STIK-P dan Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) kerja sama dengan PTAR menggelar seminar literasi media. Katarina menilai literasi media sangat berguna bagi wartawan dan mahasiswa karena dapat menjadi bekal informasi dasar mengenai perkembangan media massa di Indonesia. Selain itu, perkembangan media sosial dan pengaruhnya dalam gaya hidup kaum muda.
‘Ini bekal pengetahuan yang sangat luar biasa ketika media massa semakin erat menjadi satu dengan teknologi informasi. Di tengah dinamika itu, lewat literasi media, peserta juga dibekali rambu-rambu hukum serta etika mengonsumsi dan memanfaatkan media sosial,” tambahnya.
Karena itu, PTAR memandang bahwa kegiatan seminar literasi media dan UKW sejalan dengan komitmen mereka mendukung peningkatan kapasitas awak media. Alhasil, literasi media menjadi sangat penting ketika pola komunikasi manusia berubah karena hadirnya media baru.
“Karena media sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, tidak dapat dipungkiri arus informasi menjadi begitu dahsyat dengan frekuensi tinggi. Jutaan informasi diproduksi setiap hari dapat kita dapatkan dengan mudah via ponsel, perlu dikritisi ketika kita sudah memiliki bekal literasi media. Misalnya hoax atau fake news bisa ditangkal dengan kemampuan pembaca mengidentifikasi pesan tersebut,” sebut Katarina.
Saat disinggung soal seminar literasi media dan UKW yang berbarengan dengan momentum HPN 2023 di Sumatera Utara, Katarina juga mengungkapkan selamat atas terselenggaranya pesta insan pers nasional di Medan yang menjadi tuan rumah.
“PTAR beroperasi di Tapanuli Selatan. Tentu saja kami sangat senang bahwa Medan, ibu kota Sumatera Utara, menjadi tuan rumah HPN 2023,” tuturnya.
Saat mata insan pers di Indonesia tertuju ke Medan, tuan rumah juga bisa menunjukkan profesionalisme dan kredibilitas pers di Sumut sejalan semangat tokoh-tokoh pers masa lalu lewat karya-karya jurnalistik berkualitas yang membangkitkan kesadaran nasional masyarakat.
“Dalam konteks masa kini, HPN dapat menjadi pengingat bagi pers menjalankan fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Lebih penting lagi, mewujudkan kemerdekaan pers yang berazaskan prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum,” pungkasnya. (wol/eko/d2)
editor AUSTIN TUMENGKOL