MEDAN – Dampak dari penyebaran virus Corona atau Covid-19 memang menyentuh setiap sektor kehidupan manusia, tidak terlepas di Sektor Pendidikan. Kenapa? Misalnya saja bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan tugas akhir bernama Skripsi.
Dengan penerapan physical distancing yang dilakukan pemerintah maka banyak aktifitas yang biasanya dilakukan dengan face to face atau bertatap muka berganti menjadi dalam jaringan (daring) atau via online. Termasuk saat mahasiswa melakukan seminar proposal (sempro) yang dilakukan dengan bimbingan skripsi dengan dosen-dosennya .
Bimbingan via online ini dilakukan sebagai upaya memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal kepada mahasiswa di tengah pandemi Covid-19. Tentu Pelaksanaan kegiatan melalui daring menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Tentunya penerapan sistem via online sedikit banyaknya memiliki kendala. Misalnya saja adanya hambatan bimbingan yang terjadi dengan dosen pembimbing, sementara target waktu penyelesaian skripsi tidak berubah.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan yang telah melakukan sidang meja hijau secara online Masdalena Napitupulu mengaku senang dan lega sudah menyelesaikan sidang meja hijau. Meski memang sidang tersebut dilakukan via online.
“Alhamdulilah semua berjalan lancar dan suskes. Jadi memang mulai dari penyelesaian skripsi hingga sidang meja hijau semuanya via online,” terangnya, Jumat (24/4).
Diakui meskipun aktivitas sidang diselenggarakan secara daring atau online, tetap mengutamakan tata tertib. Mahasiswa tetap berpakaian rapi dan menggunakan kemeja putih dan blazer hitam saat menjalani sidang, begitujuga dengan dosen yang harus berpakaian rapi.
“Sesi pertama, diisi dengan persiapan dan persentase mahasiswa. Kemudian disambung dengan tanya jawab pembimbing. Sesi selanjutnya diisi dengan tanya jawab tim penguji, sedangkan sesi keempat diisi dengan briefing penilaian dan pembacaan nilai,” katanya.
Lanjut cewe yang akrab disapa Masda ini, setelah melewati semua sesi sidang daring tersebut, dirinya dinyatakan lulus dengan nilai mendapatkan nilai A. “Selama sidang berlangsung, saya sebenarnya takut ada gangguan. Makanya, sebelumnya saya sudah mempersiapkan paket data untuk menjaga kondisi jika sewaktu-waktu paket saya habis saat proses sidang,” ujar Masda.
“Saya juga sudah mencari tempat yang aman dari suara-suara yang menganggu. Semuanya lancar, walau sempat terputus karena waktu di aplikasi zoom hanya dibatasi per sesi hanya 40 menit,” katanya.
Sementara itu, Guntur Pradana, mahasiswa USU mengaku jika skripsi via online ini memang sudah menjadi tuntutan jaman, sehingga memang harus dikuasai. Kalau masalah kendala dengan dosen, sejauh ini dirinya tidak menemukan kendala tersebut.
“Alhamdulillah, saya dan dosen selalu janjian jam berapa biasanya dan selalu lancar bimbingannya. Ini juga skripsinya sudah masuk ke Bab V dan diperkirakan tinggal satu atau dua bimbingan lagi lah,” terang Guntur. (arianda)