Pasang Bendera Merah Putih, Pedagang Kaki Lima Bangkitkan Nasionalisme
‘…NKRI harga mati!!! teriak Gaban saat di wawancara oleh reporter STIKPRESS,Selasa (20/12).
STIKPRESS, Medan – Indonesia saat ini sedang direndung masalah isu nasionalis, diantaranya kasus pengibaran bendera Tiongkok di pulau Bali dan ada lagi isu pekerja asing asal Tiongkok, hingga isu berdirinya ormas asing yang mulai menjajaki diri di bumi Pertiwi, hal ini sangat mencuri perhatian publik, apa lagi publik dunia maya walaupun belum tentu kebenaranya dan tidak ada sumber yang membenarkan hal itu, namun isu ini seperti bola liar yang terus digiring oleh publik itu sendiri.
Julia Taufik Simangunsong alias Gaban (20/12) sebagai penggagas pemasangan bendera merah-putih di seputaran jl.Gedung Arca oleh pedagang kaki lima, merasa risih atas beredarnya berita di media sosial atas terkikisnya rasa nasionalisme, hal ini di buktikan dengan kurang reaktifnya masyarakat melihat ada pengibaran bendera selain merah putih di tempat umum serta semakin maraknya isu mengenai kebangkitan komunis dan isu ancaman pihak asing yang menduduki NKRI.
Gaban memprediksi akan ada perpecahan di tanah air dan bencana sosial jika hal ini tetap dibiarkan. Hanya dengan bendera Merah Putih yang dapat mengembalikan keadaan Indonesia seperti semula.
Pemasangan bendera Merah Putih dianggap sebagai awal kebangkitan nasionalisme.
Gaban mengharapkan bendera ini berkibar selama lamanya hingga mereka tidak bisa berjualan lagi. Dan pengibaran ini dapat diikuti oleh pedagang dari Sabang hingga Merauke serta tidak ada lagi pengibaran bendera asing seperti kejadian di Bali.
Sigit (30) sebagai pedagang siomay mengaku ajakan ini penuh dengan semangat solidaritas. Tidak ada pemaksaan dalam penyadaran ini ungkap Sigit.
Eko (25) sebagai pengunjung merasa terkejut ketika seluruh pedagang memasang bendera di setiap stand dagangan mereka, dan salut melihat kekompakan pedagang kaki lima di seputaran jalan gedung arca.
Pemasangan bendera di mulai dari pedagang kaki lima ini merupakan awal dari kebangkitan rasa Nasionalisme yang tinggi. Oleh sebab itu pelestarian kesadaran ini harus ditularkan dan dijunjung tinggi seperti yang dilakukan oleh seluruh pedagang kaki lima jalan Gedung Arca,Medan. (Fadli)
Struktur penulisan dan kerapihan EYD perlu diperhatikan oleh tim redaksional STIKPress. Pembaca agak riweh membaca berita yang disajikan. Konon, kampus jurnalistik tertua di Medan. Tentu kualitas laporan harus menarik dan berbeda dengan media online pada umumnya. Tabik.
terimah kasih untuk setiap sarannya, semoga hal ini bisa membuat tim redaksi lebih baik lagi dalam sajian pemberitaannya.